Setelah 76 hari berkemah di depan Kementerian Kehutanan, diikuti aksi jalan kaki 1000 KM selama 42 hari, Jambi-Istana Negara, siang tadi Petani Jambi dan Mesuji, pulang ke desanya masing-masing.
“Pengorbanan lahir batin yang sungguh teramat berat sudah mereka tempuh. Demi sejengkal tanah, sebagai harapan hidup dan sumber kehidupan mereka,” kata Ketua PRD Agus Jabo Priyono, Jum’at (1/2).
Menurutnya, Perjuangan ini mewakili 26 juta Petani Indonesia yang hanya memiliki tanah tidak lebih dari 0,3 ha. Bandingkan dengan tanah yang dikelola para Pemilik Modal ini, RAPP 350.000 ha di Riau, PT REKI mendapat 46.385 ha di Jambi.
“Dalam Pasal 33 UUD 1945, UUPA NO 05 TH 1960, TAP MPR IX/2001, ditegaskan bahwa tanah harus digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Presiden SBY pun berjanji akan membagi 8,5 juta hektar tanah kepada Petani penggarap,” ujarnya.
Dikatannya, Kemerdekaan, adalah jembatan emas, di depan sana itu ada dua jalan bercabang, mana yang mau dipilih, menjadikan Negara Indonesia hanya untuk kemakmuran orang perorang, para pemilik modal atau negara akan dijadikan alat untuk melindungi segenap bangsa Indonesia serta memajukan kesejahteraan umum.
“Namun jalan yang dipilih, negara hanya dijadikan alat untuk melindungi kepentingan modal, kemakmuran orang per orang,” ujarnya.
Lebih lanjut, Agus mengatakan Haluan inilah sumber masalah, rakyat dimana-mana hidup susah, resah, kembali dijajah!
“Karena itu, wahai seluruh bangsa Indonesia, tetap tegakkanlah kepalamu, jangan mundur, jangan berhenti, tetap derapkanlah kakimu di muka bumi,” tuturnya.
Dijelaskannya, Jikalau ada kalanya kita merasa bingung, jikalau ada kalanya kita hampir berputus asa, jikalau ada kalanya kita kurang mengerti jalannya revolusi, yang memang kadang-kadang seperti bahtera di lautan badai yang mengamuk ini,
“Kembalilah kepada sumber amanat penderitaan rakyat kita yang konkruen dengan social conscious of man, sebab disanalah kita akan menemukan kembali riilnya revolusi,” tutupnya.( tim)
Sumber berita9