Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) telah menyetujui Rencana Pengembangan tahap dua train 3 kilang LNG Tangguh, Papua Barat. Namun, BP Migas menegaskan hasil produksi tersebut akan lebih diprioritaskan untuk kebutuhan ekspor yaitu 60 persen dari total produksi.
“Ada (gas) 40 persen untuk domestik yang dari train 3 dan 60 persen ekspor,” ujar Direktur Perencanaan BP Migas Widhyawan Prawiraatmadja di acara Development and Deployment of Enhanced Oil Recovery Strategy di BimaSena Hotel, Jakarta, Senin (05/11).
Widhyawan menegaskan alokasi gas domestik tersebut memang tidak ada ketentuan guna menetapkan besaran hasil produksi gas Tangguh untuk domestik. Namun, akan disesuaikan dengan kebutuhan domestik. “Nanti yang dikirim LNG dulu sebesar 40 persen, tapi juga ada gas pipa yang buat listrik,” tegasnya.
Dia menambahkan BP Migas dan BP Berau Ltd, selaku pengelola kilang LNG Tangguh, masih mencari harga yang terbaik untuk domestik. Namun, yang akan menjadi acuan penetapan harganya sesuai dengan aturan yang sudah digunakan untuk gas FSRU Jawa Barat milik Nusantara Regas. “Nusantara Regas itu kan 0,11 persen dari ICP, jadi kalau (ICP) USD 100 jadi dia nanti USD 11,” pungkasnya.
Sebelumnya British Petroleum telah mempersiapkan investasi sebesar Rp 116 triliun untuk membangun kilang pengolahan gas alam cari di Tangguh tahap tiga.