b87e2a37bf44553f98c5e32f6e4351e9Indonesia sampai kini belum mempunyai vaksin penangkal bagi virus varian baru Avian Influenza (AI) atau flu burung yang biasa di sebut H5N1. Vaksin yang saat ini merupakan pelindung atau penangkal bagi AI clade 2.1, sementara hasil penelitian terakhir telah ditemukan clade jenis varian baru virus AI yakni clade 2.3.2.1.

Pernyataan itu disampaikan oleh Guru besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM), Prof drh Widya Asmara, SU, saat menggelar jumpa pers dengan wartawan di Fakultas Kedokteran UGM Sleman, Yogyakarta Rabu (26/12).

Hal ini menanggapi maraknya virus flu burung yang diduga sudah mengenai manusia. Dua pasien yang diduga suspect terhadap AI yaitu di Yogya dan dua kemudian menyusul di Jateng tepatnya dirawat di RS Elizabeth Semarang dan RSUD Soewondo Kendal, Jateng.

“Vaksin AI yang sekarang tersedia (untuk clade 2.1) secara laboratorik masih sedikit melindungi unggas terhadap virus baru,” tegasnya.

Menurut Widya Asmara, berdasarkan kenyataan di lapangan, dengan dosis virus yang lebih tinggi, kemungkinan besar vaksin tersebut tidak bisa lagi melindungi dengan baik.

Widya Asmara menegaskan perlu dipikirkan pengembangan vaksi AI baru dengan seed virus AI H5N1 clade 2.3.2.2 yang prevalen di lapangan selama ini. Sebab, jenis clade baru AI jenis 2.3.2.1 mulai teridentifikasi di Indonesia sekitar bulan Desember 2012 saat terjadi kasus kematian massal pada peternakan itik.

“Virus AI clade tersebut sebelumnya telah banyak beredar di Asia terutama pada unggas liar dan pertama kali menimbulkan wabah peternakan auam di Nepal pada Februari 2010,” pungkas Widya Asmara.( sumber merdeka.com)

[hhw]