upacara2Danrem 042/Gapu Kolonel Inf Eko Budi S dalam hal ini  diwakili oleh Kasiter Korem 042/Gapu Letkol Inf Dwi Muharto bertindak selaku Inspektur Upacara pada Upacara Bendera 17-an Bulan Maret 2013 bertempat dilapangan Upacara Makorem 042/Gapu senen Tanggal 18 maret 2013.

Dalam amanat Panglima Kodam II/Sriwijaya Mayor Jenderal TNI Nugroho Widyotomo yang dibacakan oleh Inspektur upacara Letkol Inf Dwi Muharto disampaikan bahwa  pelaksanaan upacara bendera setiap  tanggal    tujuh belasan,  memiliki makna tersendiri dalam meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme.   Di samping itu juga kesempatan bagi Pimpinan untuk dijadikan sebagai wahana komunikasi dan penyampaian instruksi secara langsung kepada prajurit dan PNS, sehingga informasi yang diterima dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas secara optimal.

Menyikapi kejadian pengrusakan Mapolres OKU oleh beberapa oknum prajurit Batalyon   Armed 15/76 beberapa waktu yang lalu, pada kesempatan  apel  upacara  bendera 17-an  ini perlu saya tekankan ulang kepada seluruh prajurit dan PNS TNI Kodam II/Swj untuk tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang tidak jelas sumbernya. Komando telah mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku serta berusaha untuk melakukan harmonisasi hubungan antara TNI      dan Polri. Saya minta kejadian ini dapat menjadi pelajaran dan penekanan bagi  kita  semua,   khususnya para Komandan Satuan agar dapat   lebih mengendalikan anggotanya. Tingkatkan pengawasan terhadap anggota, baik di dalam maupun di luar jam dinas, untuk mencegah dan menghindari kemungkinan keterlibatan anggota dengan hal-hal yang dapat mencederai kehormatan satuan maupun nama baik Kodam II/Swj.

Dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja Prajurit dan PNS, saya perintahkan kepada para Komandan Satuan untuk senantiasa meningkatkan    pengawasan.    Tegakkan    disiplin,   tata tertib dan norma hukum yang berlaku dilingkungan tugasnya, berikan sanksi kepada anggota yang melakukan pelanggaran dan jangan sekali-kali       menutupi      pelanggaran      anggota. Karena tindakan semacam ini tidak menyelesaikan suatu permasalahan, bahkan akan menimbulkan permasalahan  baru  dikemudian  hari. Guna mencegah terjadinya pelanggaran    yang dilakukan oleh anggota tersebut, saya menekankan kepada  seluruh Komandan Satuan agar melakukan pembinaan satuan secara terus menerus melalui kegiatan-kegiatan nyata di lapangan, seperti Jam Komandan, penyuluhan hukum dan kegiatan Bintal secara terprogram sehingga mampu merubah sikap dan prilaku anggota   ke   arah   yang   lebih   baik   dan   terpuji.  Dengan demikian berbagai bentuk pelanggaran dapat diminimalisir sekecil mungkin. Hal ini perlu mendapat perhatian yang lebih, agar upaya membangun Angkatan Darat umumnya dan   Kodam  II/Swj  khususnya  tidak  dirusak  oleh   ulah sebagian kecil prajurit yang bertindak menyimpang dari tatanan yang berlaku.

Saya tidak akan mentolerir setiap bentuk pelanggaran. Berikan sanksi tegas kepada seluruh  prajurit yang melakukan pelanggaran mulai dari tindakan hukum disiplin sampai dengan usul pemecatan dari dinas keprajuritan. Berbicara tentang Pembinaan Satuan, kembali saya ingin mengajak para perwira untuk lebih peduli terhadap pembinaan organisasi di satuannya. Penyelenggaraan pembinaan satuan sangat berkaitan erat dengan keinginan kita untuk membangun    sosok     prajurit     yang   profesional,   yang kita lakukan secara bertahap dan berkesinambungan agar selalu memiliki kesiapsiagaan menghadapi  tugas  yang  tidak  semakin  ringan. Oleh karena itu, hendaknya kita sadari bersama bahwa dalam menghadapi tantangan tugas ke depan,  upaya  peningkatan  kualitas  diri  prajurit harus  dioptimalkan  agar  mampu  menghadapi dan menangani setiap permasalahan yang timbul di satuan bawah. Hal ini dapat terwujud apabila masing­-masing Komandan Satuan memiliki kepedulian yang tinggi dalam mencermati setiap perkembangan yang ada di satuan dan lingkungannya.

Mantapnya profesionalisme prajurit harus diimbangi dengan upaya peningkatan disiplin seluruh anggota, karena prajurit yang profesional pasti prajurit yang berdisiplin. Tetapi belakangan ini kita masih mendengar dan melihat masih saja ada berbagai perilaku pelanggaran disiplin oleh prajurit dan itu menunjukkan bahwa disiplin prajurit masih harus terus ditingkatkan. Untuk itu, kepada segenap Komandan Satuan saya tekankan agar masalah penegakan disiplin prajurit harus mendapat prioritas penanganan secara khusus. Menghadapi kondisi tersebut diperlukan kekompakan dan soliditas satuan, karena dengan kekompakan dan  soliditas  yang tinggi, diharapkan setiap     pribadi-pribadi      prajurit      akan      saling mengingatkan dan berusaha menghindarkan dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat menjatuhkan citra positif Kodam II/Swj. Hal ini bisa tercapai apabila ada kebersamaan yang sejati di antara para prajurit, rasa saling mengasihi dan mencintai antara komandan dan anak buah serta adanya kesadaran akan hak dan kewajiban yang konsisten dari setiap prajurit. Untuk itu, saya ingin mengingatkan tentang betapa tingginya nilai loyalitas bagi prajurit, karena dengan loyalitas yang tinggi akan melahirkan jiwa korsa, kebanggaan dan tekad untuk menjaga nama baik dan citra satuan serta akan sangat mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas.

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Pemilukada di beberapa daerah di wilayah Sumbagsel pada tahun 2013, pada kesempatan   ini, saya ingin mengingatkan kembali tentang netralitas  TNI, yang telah menjadi komitmen TNI yang harus dijaga serta ditaati. Untuk itu kepada seluruh prajurit dan PNS Kodam II/Swj agar tetap menjunjung  tinggi  netralitas  TNI, agar tidak terlibat atau  melibatkan  diri  dalam kegiatan  politik  praktis serta tidak menggunakan fasilitas TNI AD dalam kegiatan Pemilukada. Netralitas TNI ini seringkali saya sampaikan dalam berbagai kesempatan semata-mata agar setiap  prajurit  Kodam  II/Swj  dapat memahami dan mematuhinya, sehingga tidak terjadi pelanggaran sekecil apapun yang dapat mencederai nama baik TNI khususnya Kodam II/Swj. Hal ini dilakukan karena TNI selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta tetap tegaknya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya  sebelum   mengakhiri  amanat  ini ada   beberapa   hal   yang   perlu   saya   tekankan untuk  dipedomani, sebagai berikut : Pertama. Mantapkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan moral dan etika dalam setiap pelaksanaan tugas. Kedua.

Setiap Komandan Satuan dan unsur pimpinan harus menguasai dan memahami semua aspek  pembinaan satuan dan mampu  menjabarkan serta merealisasikan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, jangan menyerah dengan keterbatasan yang kita hadapi. Ketiga. Setiap Komandan Satuan dan unsur pimpinan harus mampu menempatkan dirinya sebagai seorang pemimpin lapangan yang berani mengambil resiko dan bertanggungjawab terhadap tinggi dan rendahnya mutu satuan. Keempat. Agar setiap personel Kodam II/Swj   mampu meningkatkan kinerja dan menjadikan  dirinya profesional dalam menjalankan  fungsi dan tugasnya, mampu mentaati dan mematuhi semua ketentuan serta aturan hukum yang berlaku guna menjaga nama baik dan citra Kodam II/Swj di mata masyarakat. Kelima.  Mantapkan soliditas sesama prajurit      dan PNS Kodam II/Swj serta tingkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat yang selama ini       telah terjalin dengan baik, karena tanpa kemanunggalan TNI-Rakyat pelaksanan tugas pokok tidak akan mencapai keberhasilan secara optimal.

Demikian amanat Panglima Kodam II/Sriwijaya Mayor Jenderal TNI Nugroho Widyotomo yang dibacakan oleh Inspektur Upacara Letkol Inf Dwi Muharto pada Upacara Bendera 17-an Bulan Maret 2013 bertempat dilapangan Upacara Makorem 042/Gapu senen Tanggal 18 Maret 2013.

Hadir pada upacara tersebut para Kasi dan Pasi  Korem 042/Gapu, Kapenrem 042/Gapu, Para Pamen dan Pama Korem 042/Gapu dan satuan jajarannya.( Penrem 042/Gapu ).