Pengadilan di Malaysia mengizinkan perusahaan tambang Australia memulai produksi mineral langka walaupun ditentang oleh aktivis lingkungan.

Keputusan pengadilan Kuantan dikeluarkan hari ini (08/11) setelah sebelumnya mengeluarkan perintah penghentian sementara produksi mineral langka.

Perintah penghentian produksi perusahaan Australia, Lynas, dikeluarkan sambil menunggu sidang gugatan yang diajukan oleh kalangan aktivis lingkungan.

Dengan pencabutan penghentian operasi itu maka Lynas kini bisa mulai mengangkut biji mineral dari Australia ke pabrik yang terletak di Gebeng, negara bagian Pahang.

Lynas menekankan pabrik pengolahan senilai US$800 juta itu aman dan menyatakan senang dengan keputusan pengadilan.

“Dan keputusan ini mencerminkan apa yang telah kami katakan selama ini bahwa pabrik Lynas aman, aman bagi manusia dan aman bagi lingkungan,” kata Mashal Ahmad, direktur pelaksana Lynas di Malaysia.

“Dan pernyataan ini dilandaskan pada kenyataan ilmiah,” tambahnya seperti dilaporkan kantor berita Reuters.

Namun para aktivis mengatakan gas dan limbah tambang akan membahayakan lingkungan dan kesehatan.

“Ini merupakan hari yang paling kelam dalam hidup kami,” kata Tan Bun Tet dari kelompok lingkungan Save Malaysia Stop Lynas seperti dikutip kantor berita AFP.

Proyek Lynas akan menjadi saingan bagi Cina yang selama ini menjadi sumber utama mineral langka. Mineral langka biasa digunakan untuk telepon genggam dan peralatan teknologi tinggi lain. ( bbc indonesia)