Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menegaskan tidak pernah menyatakan akan membagikan kondom di sekolah dan pada remaja. Rencana pemerintah membagi kondom hanya ditujukan pada kelompok perilaku seks berisiko tinggi guna memutus penularan HIV/AIDS. Menkes menekan kondom hanya merupakan satu solusi untuk menekan angka penularan HIV sesuai target Millennium Development Goals (MDGs).
“Saya secara tegas menolak kondomisasi, media salah memahaminya saya tidak pernah mengatakan demikian, tidak pernah ada rencana bagi-bagi kondom di sekolah,” tegas Menkes saat Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR/RI, Senin (25/6).
Tapi, lanjutnya, kalau sudah melakukan seks berisiko, pilihannya hanya dua, berhenti (meninggalkannya) atau memakai kondom. “Apalagi saat ini semua jenis penyakit kelamin meningkat, kita harus prihatin akan hal itu,” ujarnya.
Disebutkan, hingga Maret 2012, kontribusi penularan HIV pada pengguna narkoba suntik (penasun) hanya sekitar 18,7 persen, yang memprihatinkan justru pada kelompok Heteroseksual (pria dan wanita) yakni sebesar 71 persen, sehingga pencegahan pada kelompok tersebut mesti diprioritaskan. “Penularan pada pengguna narkoba suntik kecil, hanya 100 ribu sementara laki-laki yang membeli seks jumlahnya 6-8 juta orang, sehingga risikonya sangat besar, yang dikhawatirkan terjadinya ledakan epidemi AIDS di Indonesia. Karena itu lebih baik mencegah daripada mengobati, karena pengobatannya sangat mahal,” kata Menkes.