Pertamina mengalami alami kerugian sebesar Rp4 miliar terkait ledakan pipa minyak metah di jalur Tempino, Jambi-Plaju, Palembang Km 219-45 Kecamatan Banyunglincir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, pagi tadi.
Hal ini diungkapkan Kepala BP Migas Sumbagsel, Setia Budi, dalam jumpa pers di kantor BP Migas Sumbagsel, Rabu (3/10/2012).
“Selama enam jam pengaliran dan proses produksi ikut terhenti. Diperkirakan kerugian sekira 4.000 barel, jika rata-rata harga satu barel USD100 maka Pertamina alami kerugian sekira Rp4 milliar,” jelas Setia Budi.
Ditambahkan Setia, kerugian itu belum termasuk kerusakan peralatan dan lingkungan. Kerugian pastinya belum dapat ditaksir karena masih akan dilakukan investigasi lebih lanjut.
“Kejadian ini merupakan insiden yang terbesar karena jatuh korban jiwa. Mudah-mudahan ini yang terakhir dan kami juga mengimbau kepada warga agar jangan mudah dibujuk oleh pihak mana pun untuk melakukan aksi penjarahan minyak mentah dari pipa Pertamina,” urainya.
Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Sumbagsel Setia Budi, mengatakan dugaan itu berdasarkan bukti di areal ledakan itu terdapat tenda dan selang serta tempat penampungan.
Insiden itu terjadi pada 06.00 WIB, sementara petugas pemadam baru bisa menghentikan kobaran api 11.50 WIB.
Akibat kejadian tersebut lima orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia dan sekitar 18 orang mengalami luka-luka.
Mengenai tempat kejadian tersebut, pihaknya telah mengamankan dan aliran minyak terpaksa terhenti beberapa jam.
“Kami akan mengetes pipa yang terbakar tersebut apakah masih layak digunakan atau tidak,” ujar dia.
“Tunggulah dalam dua hari ini hasilnya dan bila tidak bisa digunakan pipa akan diganti.”
Adapun Presiden Legal dan Relation Pertamina EP Aji Prayudi mengatakan, memang pihaknya mendapatkan laporan atas kejadian tersebut.
Berdasarkan laporan sebelum terbakar aktivitas dugaan pencurian sudah dilaksanakan sejak pukul 05.00 WIB.
Menurut dia, sebelum terjadi ledakan minyak tumpah dan mengalir dan beberpa saat setalah itu terjadi ledakan.
Ketika ditanya tentang dugaan warga yang melaksanakan pencurian tersebut, pihaknya belum bisa menjelaskan masarakat dari mana.
“Yang jelas Pertamina dirugikan atas kebakaran tersebut karena aliran minyak sempat terhendi beberapa jam,” tambah dia.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengungkapkan, jaringan pencurian pipa minyak milik PT Pertamina Persero yang terdapat di Tampino-Plaju, Sumatra Selatan, begitu luas.
Menurut Dahlan, ada sekitar 2.000 barel minyak yang tersedia di pipa minyak Pertamina yang dicuri. Oleh sebab itu, Pertamina sebaiknya mengadu ke pihak keamanan, sebab negara memiliki pihak keamanan untuk melindungi rakyatnya.
“Itu kan sudah menyangkut jaringan yang begitu luas. Tindakannya ya Pertamina harus mengadu ke pihak keamanan,” kata Dahlan ketika ditemui di acara Mandiri Bersama Mandiri Challenge Award 2012 di Jakarta, Rabu malam (3/10).
Dahlan beralasan, Pertamina tidak dipersiapkan untuk mengatasi masalah pencurian dalam susunan organisasinya. Ia juga mengakui, sudah mendapatkan laporan dari Pertamina perihal pencurian dari pipa minyak tersebut.
Sebelumnya, Manajer Humas Pertamina EP Agus Amperianto menyampaikan, periode Januari-17 September 2012, pengiriman minyak mentah ke kilang pengolahan hilang rata-rata 17 persen. Pertamina EP mendistribusikan minyak mentah sebanyak 330.000 barel per bulan atau dengan rata-rata per hari mencapai 11.000 barel.
“Setelah dihitung ternyata mengalami kehilangan pengiriman minyak sebesar 17 persen atau hingga 17 September mencapai 232.000 barel dan jika dirupiahkan mencapai Rp198,3 miliar lebih,” tutur Agus.
Kamis (4/10/2012) pukul 07.00, Wakil Menteri ESDM dan Wakapolda Sumsel, mengunjungi lokasi kebakaran pipa minyak di Bayunglencir.
Hal ini terkait ledakan dan kebakaran minyak mentah di jalur pipa distribusi pertagas Km 290, Dusun Srimaju, Kelurahan Bayunglencir, Kecamatan Bayunglencir, Kabupaten Musi Banyuasin(plasa/tn/)