Setelah terkatung-katung cukup lama, rekolasi Pasar Angso Duo segera dibangun oleh pihak ketiga dengan pola bangun guna serah (BOT). Dengan investasi sebesar Rp 42,5 miliar dan masa pengelolaan selama 25 tahun. Hal ini diungkapkan Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus usai penyampaian LKPJ tahun 2012, Kamis (7/3).
Menurutnya Pemrov Jambi dan Pemkot Jambi sepakat untuk merelokasi Pasar Angso Duo ke lahan kosong milik Pemprov Jambi seluas 92.071 meter persegi yang berada disebelahnya. Namun belum diketahui investor yang akan membangun pasar ini dan harus melalui lelang investasi. “Kondisi pasar Angso Duo sudah tidak layak, sesak, kumuh dan tidak sehat dan mengganggu keindahan kota,” ujarnya HBA.
Seiring dengan tingginya permintaan dan harapan pedagang yang ingin memperoleh tempat usaha yang layak. Pedagang menurutnya menginginkan lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Sehingga Pemprov Jambi dan Pemkot Jambi didukung DPRD Kota dan DPRD Provinsi menyepakati pembangunan dan pengelolaan Pasar Angso Duo dilokasi baru pada tanggal 2 Maret lalu. “Jadi kita telah menyampaikan penjelasan terhadap persetujuan kerjasama antara Pemprov dan Pemkot Jambi dalam pembangunan dan pengelolaan Pasar Angso Duo oleh pihak ketiga,” jelasnya.
Berdasarkan laporan yang diterima dari kantor pengelola pasar ada sekitar 3.202 pedagang. Terdiri dari 2.688 pedagang tetap dan 514 pedagang kaki lima yang menyandarkan hidupnya di pasar tradisional terbesar di Kota Jambi ini.
Menurutnya pola BOT ini lahir dari hasil kajian dan diskusi yang mendalam tentang berbagai kekuatan dan kelemahan pola-pola pembangunan pasar tradisional. “Perlu juga untuk diketahui model kerjasama dengan pihak ketiga ini merupakan pertama kali di Indonesia,” ucap HBA.
Ketua Percepatan Pembangunan Pasar Angso Duo Fauzi Syam mengatakan pola ini merupakan implementasi dari PP nomor 50 tahun 2007. Tentang tatacara pelaksanaan kerjasama daerah maupun kerjasama dengan pihak ketiga.
Dikatakannya, pedagang lama yang menempati toko, kios dan los daftar namanya telah ditetapkan dengan keputusan Walikota berjumlah 2.688 pedagang mendapat prioritas pertama. Sedangkan PKL yang berjumlah 514 juga mendapat perhatian. ”Jadi pengelolaan sepenuhnya berada ditangan pihak ketiga. Kantor pengelola pasar akan mengurusi 16 pasar lain,” jelas Fauzi.
Mengenai harga kios Pemprov Jambi akan memberi subsidi kepada pedagang sesuai dengan mekanisme dan tidak memberatkan pedagang. Bila pasar ini selesai maka pasar Angso Duo lama akan dijadikan ruang terbuka hijau. ”Kawasan ini akan menunjang keberadaan pasar, jembatan pedestarian dan menara Arasy yang berada di Serang Kota Jambi,” ucapnya.
Ketua DPRD Provinsi Jambi Effendi Hatta kepada sejumlah wartawan mendukung dibangunnya Pasar Angso Duo ini. Karena relokasi ini telah berlangsung sejak tahun 2005 lalu dan baru saat ini bisa direalisasikan. ”Karena telah disepakati, hanya tinggal menunggu pengesahan dan proses pelelangan investasi sudah boleh dilaksakanakan,” jelas Sekretaris Partai Demokrat Provinsi Jambi ini.
Selanjutnya mengenai untung rugi dari pola BOT ini sudah dibahas. Kemudian yang terpenting bagi dewan pedagang dapat dengan aman mencari nafkah. Karena selama ini kondisi Pasar Angso Duo semrawut dan tidak dikelola dengan baik. “Mudah-mudahan dengan sistim BOT ini pasar Angso Duo kawasan wiasata belanja dan sekaligus berwisata sambil menikmati arus Sungai Batanghari,” ucap Effendi Hatta.(/hms)