Mabes Polri menyatakan sepuluh orang yang diduga terlibat dalam aksi terorisme ditangkap dalam operasi penggerebekan tersebut.

Juru bicara Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar saat dihubungi melalui telepon mengkonfirmasi penangkapan tersebut.

”Infonya sepuluh orang, tiga di Palmerah, dua orang di Bogor, tiga orang di Solo, dan dua orang di Madiun,” kata Boy Rafli seraya menambahkan penangkapan berlangsung sepanjang pagi hingga siang tadi.

Menurut Boy Rafli, saat penggerebekan ditemukan bahan peledak dan indikasi serangan ke sejumlah target.

Tetapi dia enggan merinci target serangan yang dimaksud. Polisi juga belum mengungkap identitas sepuluh tersangka teroris tersebut

”Semuanya masih dalam pengembangan,” ujar Boy Rafli.

Sejumlah media nasional memberitakan saksi mata mendengar ledakan saat penggerebekan berlangsung di Mojosongo, Solo, berlangsung.

Belum diketahui dari kelompok mana para tersangka teroris yang baru ditangkap ini.

Tetapi Mabes Polri mengindikasikan sepuluh orang tersebut berasal dari kelompok yang sama dengan sejumlah terduga teroris lainnya yang ditangkap dalam beberapa bulan terakhir.

Dalam satu kesempatan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai mengatakan sejumlah kasus yang terungkap belakangan ini merupakan bagian dari jaringan kelompok teroris yang lebih besar.

“Mereka terikat dengan ideologi radikal itu. Agenda mereka ingin mendirikan suatu kekhalifahan berdasarkan syariat dan musuh utamanya adalah empat pilar bangsa Pancasila, UUD ’45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Tiap kelompok punya agenda sendiri-sendiri,” kata Ansyaad Mbai.

Ansyaad Mbai mengatakan lembaganya tidak bisa memastikan berapa jumlah anggota kelompok- kelompok ini di Indonesia.( bbc uk)