upi-muarojambi4Gubernur Jambi, H Hasan Basri Agus (HBA), mengharapkan Unit Pengolahan Ikan (UPI) mendorong kemajuan ekonomi daerah. Dalam perekonomian Provinsi Jambi, suk-sektor perikanan memberi kontribusi cukup baik. Pada tahun 2012 sub-sektor ini memberi kontribusi terhadap sektor pertanian sebesar 4,4 persen dan pada total PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 1,6 persen.

Hal itu diungkapkan, Gubernur Jambi pada acara peluncuran Unit Pengolahan Ikan (UPI), di Desa Kemingking Dalam, Kecamatan Taman Rajo, Muaro Jambi, Sabtu (6/4). UPI untuk jenis ikan patin menjadi fillet tersebut diresmilan pengoperasiannya oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo.

Gubernur mengatakan, peran sub-sektor perikanan terhadap penyerapan tenaga kerja sampai tahun 2012 mencapai 28.845 rumah tangga perikanan. Dai sisi produksi, angka capaian tercatat 92.747,50 ton pada 2012. Itu menunjukkan perkembangan positif jika dibanding tahun 2011, 85.747,70 ton, atau meningkat 8,16 persen.

“Kondisi positif itu akan terus kami tingkatkan pada masa mendatang, baik dari sisi peran dalam perekonomian daerah maupun penyerapan tenaga kerja. Pemprov Jambi mengucapkan terimakasih atas perhatian yang diberikan pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada Jambi,” ujar HBA.

Dikatakan, sesuai visi Jambi EMAS 2015 yang tertuang dalam RPJMD 2010 – 2015, salah satu misi pembangunan Jambi adalah meningkatkan perekonomian daerah dan pendapatan masyarakat berbasis agribisnis dan agroindustri. Hal itu selaras dengan misi pembangunan Kabupaten Muaro Jambi, meningkatkan ekonomi kerakyatan berbasis sumber daya daerah.

“Agribisnis sebagai salah satu misi dan pencapaian cita-cita pembangunan harus kami tempatkan dan jadikan dasar memperkokoh penguatan struktur ekonomi daerah. Kami yakin UPI ini memberi dampak positif dalam peningkatan ekonomi,” kata HBA.

Produk utama dari UPI, berupa fillet, merupakan produk berorientasi ekspor yang bisa menjadi daya ungkit meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus nilai ekspor Jambi. Dengan adanya UPI, akan memberi kepastian pemasaran hasil produksi budidaya ikan patin di Jambi, apalagi ada kerjasama antar Asosiasi Pembudidaya Patin Jambi (AP2J).

Dari sisi operasional, pengolahan ikan patin menjadi usaha yang zero waste (tidak ada sisa). Di samping menghasilkan fillet, juga menghasilkan produk sampingan berupa bahan baku pakan ikan, sehingga seluruh produk yang dihasilkan secara ekonomi dapat dimanfaatkan. UPI juga memberi daya dorong bagi pengembangan agribisnis di Jambi.

Gubernur menjelaskan, pengoperasian UPI dapat mengurangi jumlah pengangguran, khususnya penyerapan tenaga kerja lokal untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ia mengusulkan pada Menteri Kelautan dan Perikanan agar dibangun Balai Kelautan dan Perikanan guna meningkatkan kualitas SDM Jambi dalam pengelolaan perikanan. Bila disetujui, Pemprov Jambi siap menyediakan lahannya.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo, berharap beroperasinya UPI bisa meningkatkan pendapatan masyarakat dan membukan lapangan kerja baru. Ia minta UPI itu terus meningkatkan kualitas produk dan efisiensi guna meningkatkan daya saing, sehingga harga produk yang dihasilkan lebih kompetitif dengan harga ikan dori (ikan patin) dari Vietnam.

Sharif menargetkan tahun 2013 produksi ikan patin Indonesia mencapai 1,1 juta ton, dua kali lipat dari produksi tahun lalu yang berkisar 650 ribu ton. Produksi ikan patin di Indonesia dari Januari sampai Maret sudah mencapai 300 ribu ton, termasuk di dalamnya produk dari Jambi.

“Saya sangat senang kegiatan pengelolaan ikan patin dari hulu sampai hilir bisa dilakukan di Muaro Jambi ini,” ujar Sharif yang menghimbau masyarakat petani ikan patin agar terus meningkatkan keterampilan tenaga kerja.(hms)